FYI - [ Kamis, 29 Januari 2009 ] - Jawapos Radar Jember
JEMBER - Nahas menghampiri Rendy Riananto, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) Senin siang. Usai ikut pendidikan dan pelatihan (diklat) di Menwa Unej, mahasiswa semester satu itu mengembuskan napas terakhir. Diduga, korban meninggal karena kelelahan fisik dan serangan asma.
Menurut Wiwik Murniati, salah seorang senior Menwa, Rendy tiba-tiba pingsan usai mengikuti penutupan diklat di Stadion Unej. "Rendy bersama tujuh temannya mengikuti diklat di dalam Stadion Unej," kata Wiwik Murniati ketika ditemui Erje di Markas Komando (Mako) Menwa Unej, kemarin.
Setelah penutupan, sambung dia, korban bersama teman-temannya ikut bersih-bersih di markas Menwa. Tiba-tiba korban jatuh sakit dan langsung dipanggilkan petugas Unej Medical Center (UMC). Selanjutnya, korban dilarikan ke RSUD dr Soebandi Jember untuk mendapatkan pertolongan. Sayang, nyawa Rendy tak bisa terselamatkan.
Menurut Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Andang Subaharijanto, Rendy sempat mengalami sesak napas sebelum dilarikan ke rumah sakit. "Badannya panas, napasnya tersengal-sengal, " terang Andang kepada wartawan, kemarin.
Andang, menduga, korban meninggal karena sakit yang dideritanya. Selama diklat, kata dia, kegiatan fisik hanya sekitar 25 persen saja. Itu pun hanya kegiatan fisik ringan seperti push up, baris-berbaris, repling, dan lari," ungkapnya. Bisa jadi, kata dia, Rendy mengalami kelelahan.
Meski berbadan kekar, korban belakangan diketahui menderita asma. Ini diketahui ketika diklat, Rendy sempat mengeluarkan alat penyemprot oksigen. "Informasi yang kami peroleh, korban menggunakan semprot oksigen," terangnya. Dari situ diduga korban menderita asma.
Andang menambahkan, jika menderita asma seharusnya tidak ikut diklat Menwa. Diklat di Stadion Unej tersebut masih dalam taraf awal. Diklat sesungguhnya akan lebih berat dan biasanya di gelar di Malang. "Dia memiliki surat izin orang tua dan surat dokter yang menyatakan sehat," terangnya.
Sementara itu, jenazah Rendy langsung dipulangkan ke Gresik. "Korban sudah dipulangkan ke rumah orang tuanya. Biaya administrasi di rumah sakit dan transportasi ditanggung universitas, " ungkapnya. Bahkan, dari fakultas teknik juga memberikan asuransi jiwa Rp 1 juta.
Dari pengamatan Erje, siang kemarin markas Menwa di double way Unej tampak lengang. Hampir semua anggota ikut mengantarkan jenazah Rendy pulang ke rumahnya di Gresik. Hanya tampak dua senior Menwa yang berjaga di depan markas Menwa. "Semuanya berangkat ke Gresik," ungkap senior anggota Menwa lain yang tidak mau disebutkan namanya. (aro)
Anda Pengunjung Ke...
Rabu, 04 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
teman-teman Menwa sudah sesuai jalur tidak ada kontak fisik. tapi kematian hanya sang penguasa yang tahu
BalasHapusLEBIH SELEKTIF LAGI....DI DALAM PENERIMAAN CAMEN....KESEHATAN MUTLAK...HARGA MATI...!
BalasHapus